Info Terkini

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB, MARI JADIKAN ISLAM SEBAGAI JALAN HIDUP, AGAR HIDUP KITA ISLAMI (SELAMAT)

Kumpulan Khutbah dan Ceramah


PUASA MENINGKATKAN DERAJAT MANUSIA
DISISI ALLAH SWT

KHUTBAH IDUL FITRI 1428 H
Oleh : Icang Wahyudin, S.Ag., SH.


Allahu Akbar 9X  La ilaha illalahu Allahu Akbar,  Allahu Akbar walillahilhamd.

Ahamdulillahilladzi an amana bil islam, wakarramna bil islam, wakataba alaina bis siyam la’allana muttaqun.

Asyhadu an la ilaha illa Allah wahdahula syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh

Allahumma fashalli wasallim ala hadza nabiyyil karim, wa ala alihi wasohbihi ajmain

Amma Ba’d

Qola llahu ta’ala QS. Al-Imran ayat 102 :


Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum muslimin rahimakumullah

Puji syukur haya bagi Allah tuhan seru sekalian alam, yang telah menciptakan manusia dan menjadikan bagi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati, tapi sangat sedikit dari manusia yang bersyukur.

Shalawat dan salam kepada Rasulnya Muhammad SAW pembawa dua pusaka yang jika kita berpegang teguh pada keduanya, pasti manusia tidak akan sesat didunia dan akhirat, yakni Kitabullah dan sunnah nabinya.

Hari ini adalah hari idul fitri, hari dikumandangkannya takbir, tahlil dan tahmid. Allah lebih besar dari segala kekuatan yang ada dialam ini, Allah lebih besar dari kesewenang-wenangan penguasa dan orang-orang sombong. Allah menjadi penolong orang-orang beriman bertakwa sehingga dengan kebesarannya kita mendapat kemenangan yang kita rayakan hari ini.

Ramadhan telah berlalu, sebagaiman halnya segala sesuatu pasti usai dan sirna. Segala yang terhimpun menjadi terserak, segala yang hidup menjadi mati dan segala sesuatu didunia pasti akan berakhir.
Allah berfirman QS. Al-Qashash (28) : 88

Kita semua akan binasa, bahkan semua kehidupan. Waktu terus bergulir, dan kehidupan silih berganti, yang sekarang masih berpijak diatas bumi, esok atau lusa akan dikandungnya, itulah sunnah kehidupan. Segala sesuatu akan binasa kecuali Allah.

Sebagai muslim, seusai ramadhan harus bisa bermuhasabah, mengoreksi segala tindak tanduk dan memperhatikan apa yang telah dikerjakan.

Apakah kewajiban telah ditunaikan dengan sempurna atau tidak. Orang yang menunaikannya dengan sempurna ia berhak untuk bersukacita dan bergembira di hari ini dan celakalah bagi yang melalaikannya dihari pembalasan.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda :
“sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki dua kebahagaiaan : apabila ia berbuka, ia bergembira dengan bukanya, dan apabila menghadap tuhan ia bangga dengan puasanya” (HR Bukhari Muslim).

Firman Allah, QS. Yunus (10) : 58

Semoga ramadhan menjadi saksi yang akan meringankan kita dihari kimat, dan akan menjadi syafaat dan penghapus dosa dan maksiat bagi kita karena shaum dan kiamullail  yang kita lakukan dengan keimanan dan mengharap keridhaan Allah SWT.

Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum muslimin rahimakumullah

Jika kita termsuk orang yang mendapat taufik Allah untuk berpuasa  dan bangun malam dengan baik dan dilandasi dengan keimanan karena Allah, pantaslah seorang muslim bersuka cita paska ramadhan. Bersuka cita
karena mendapat karunia dan taufikNYA, sehingga menjadi orang yang
bertakwa dan suci.

Betapa banyak anak yang baru berusia belasan tahun yang sudah berpuasa, sedangkan lelaki dewasa yang berperawakan tinggi dan tegap tidak berpuasa, sungguh celaka, jika diantara kita masih ada yang demikian.

Setelah ramadhan, muslim yang dapat taufik Allah SWT akan bersuka cita karena diberi ketaatan. Lain dari itu, ia akan terus menerus menapaki jalan petunjuk Allah, berniat untuk tetap meretas jalan dan mengambil manfaat dari bulan suci ramadhan.

Ramadhan adalah energi ruhiyah bagi kita, karena dibulan itu kita telah dilatih untuk senantiasa melakukan ibadah siang dan malam,maka pergunakanlah energi ini untuk berjalan menapaki jalan petunjuk Allah di bulan berikutnya.

Ramadhan memberi kita bekal yang bermanfaat sepanjang tahun, maka pergunakanlah bekal ini sebaik-baiknya. Tidak sepatutnya hubungan kita dengan Allah yang telah terajut selama ramadhan terputus seiring ditutupnya bulan suci itu. Tidaklah baik apabila selama ramadhan rajin tilawah al-qur’an, tiba tiba seusai ramadhan al-qur’an tidak lagi dijamah.
Selama ramadhan kita rajin ke masjid, tapi setelahnya kita jarang bahkan tidak lagi ke masjid.

Rasulullah SAW bersabda : Dari Aisyah RA.
“amal yang paling dicintai Allah adalah yang berkelanjutan walaupun sedikit”. (HR. Asy-Syaikhan)

Semoga kita tetap berada dalam kedekatan kepada Allah SWT dalam kondisi lapang maupun sempit, di bulan ramadhan maupun dibulan-bulan setelahnya.

Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum muslimin rahimakumullah


Ramadhan pemompa semangat, karena bulan itu merupakan bangkitnya ketaatan dan perniagaan orang-orang saleh.

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, dimana undit-pundi amal telah diisi penuh, maka penuhilah undit-pundi kaum fakir dan miskin dihari ini dan hari-hari yang lain. Dengan menahan haus dan lapar Allah mengajari kita bagaimana haus dan laparnya kaum dhu’afa sepanjang tahun dan bagaimana haus dan lapar dihari kiamat.

Rasulullah bersabda :
“Barang siapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah akan memberi minm kepadanya dari air kolam-KU dengan satu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk kedalam syurga”. (HR Ibnu Huzaimah)

Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda :
“Penuhi kebutuhan mereka pada hari ini”  (HR Baihaqi).

Jangan biarkan tangan kita terbelenggu oleh kekikiran dan kebakhilan, sehingga kita tertidur karena kekenyangan, sementara tetangga kita tertidur karena menahan lapar. Untuk itu tunaikanlah zakat fitrah dibulan Ramadhan sebagai penyuci jiwa dan zakat mal dibulan lainnya sebagai penyuci harta.

Dengan berpuasa kita menahan pandangan kita dari melihat yang dihramkan Allah untuk memandangnya, dan dengan itu mata kita diharamkan dari api neraka, kita telah menahan pendengaran kita dari suara yang Allah haramkan kita mendengarnya, dan dengan itu telinga kita diharamkan dari api neraka. Kita telah menahan tangan kita dari perbuatan yang diharamkan Allah, maka dengan itu kita diharamkan dari api neraka.

Allahu Akbar 3X walillahilhamd,  Kaum muslimin rahimakumullah

Puasa ramadhan yang telah kita jalani merupakan upaya seorang mukmin untuk meningkatkan kedudukan yang lebih mulia disisi Allah SWT, yakni menjadi orang bertakwa, sebagai mana firman Allah dalam surat al-Baqarah (2) : 183


Allah menginginkan kita agar menjadi hambanya yang bertakwa dengan jalan melaksanakan kewajiban puasa ramadhan, sebagaimana ulat yang pada awalnya berprilaku merugikan petani karena menjadi hama, namun pada saat tertentu ulat dengan insting yang telah diilhamkan Allah atas ulat, akan membuat kepompong tempat ia berpuasa selama waktu tertentu, setelah itu ia akan keluar dan berubah menjadi kupu-kupu, yang baik bentuk maupun sifatnya berbeda dengan ulat sebelumnya. Kupu-kupu mempunyai sayap dan terbang, ia membantu penyerbukan bunga hingga menjadi putik buah. Singkatnya Ia berubah menjadi lebih baik, baik dari segi bentuk maupun sifatnya, karena puasanya.

Begitu pula kita hendaknya dalam menjalankan ibadah puasa. Kita jangan sampai berpuasa dengan hanya mendapatkan haus dan lapar saja, sementara pahala yang akan membawa kita menjadi orang yang bertaqwa tidak kita peroleh sedikitpun.

Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum muslimin rahimakumullah





Pengertian taqwa

Taqwa dapat diartikan sebagai menjaga diri dari azab Allah SWT dengan menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan Allah. Dengan kata lain taqwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Dalam taqwa terkandung pula pengertian pengendalian manusia terhadap dorongan emosinya dan penguasaan hawa nafsunya.  sehingga dalam pengertian ini takwa akan menjadi pengarah manusia pada tingklah laku yang baik dan terpuji serta menjadi penagkal timbulnya tingkah laku buruk.
Firman Allah : QS. Al-Hadiid (57) : 28

Firman Allah QS. Al-Anfal (8) : 29.

Sikap takwa lahir dari adanya kesadaran moral transcendental. Manusia yang bertakwa adalah manusia yang memiliki kepekaan moral untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan suatu perbuatan. Dengan demikian tingkah lakunya sehari-hari selalu mencerminkan prilaku mulia dan ia selalu berusaha menghindari perbuatan yang dimurka Allah.
Sejalan dengan makna tersebut, dalam hadis yang diriwayatkan Imam at- Tirmizi, Nabi SAW memerintahkan agar manusia selalu bertakwa kepada Allah dimana saja ia berada. Jika ia terlanjur melakukan suatu kejahatan, segeralah ia menebusnya dengan melakukan kebaikan. Nabi juga memerintahkan agar manusia senantiasa berakhlak mulia di tengah pergaulan.

Menurut Fazlurahman Takwa adalah istilah tunggal yang yang terpenting didalam al-qur’an, yang pada tingkatan tertinggi menunjukan kepribadian manusia yang benar-benar utuh dan integral.

Perkataan takwa juga dapat diterjemahkan menjadi “takut kepada Allah” atau “kesalehan”, dan dapat pula diartikan “berjaga-jaga” atau “melindungi diri dari sesuatu”. Perkataan takwa dalam pengertian ini dipergunakan dalam surat at-Tur (52) ayat 27 :
“Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan melindungi kami dari azab  neraka”

QS. Al-Mu’min (40) : 45
“maka Allah menjaganya dari kejahatan tipu daya mereka , dan Fir’un dan kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk”.



Berdasarkan surat al-Hadid ayat 28 dan Surat al-Anfal ayat 29 tersebut, maka takwa merupakan buah dari iman yang sesungguhnya, yang dengan keduanya kita dapat dua rahmat dari Allah, Iman dan takwa merupakan dwi tunggal, satu kesatuan yang utuh.

Allahu Akbar 3X walillahilhamd

Balasan bagi orang yang bertaqwa

Bagi hambanya yang bertakwa Allah akan memberikan balasan baik didunia maupun di akhirat, diantaranya sebagi berikut :

Pertama, Allah meninggikan derajat orang yang bertakwa

Takwa inilah yang akan membedakan derajat kemuliaan seseorang disisi Allah sebagaimana firman Allah dalam surah al-Hujurat (49) : 13

Ayat ini turun ketika Bilal bin Rabah, seorang sahabat yang kulitnya hitam, sedang mengumandangkan adzan, maka diantara orang Arab yang berkulit putih berkata seraya mengejek “burung gagak hitam sedang bernyayi”, maka turunlah ayat tersebut sebagai bantahan bagi mereka bahwa seseorang tidak dipandang dari hitam atau putih kulitnya, kaya atau miskin hartanya, namun Allah memandang ketakwaan seseorang.


Allah akan meninggikan kedudukan disisi-NYA. Barang siapa yang ditinggikan derajatnya oleh Allah maka tidak ada satupun makhluk yang dapat merendahkan dan menghinakannya. Sebaliknya barang siapa yang direndahkan oleh Allah karena kemaksiatannya, sehebat apapun orang tersebut dihadapan makhluk, maka Allah tetap akan menghinakanya.

Pada hari ini kita kembali fitrah setelah maksiat yang kita lakukan menjadikan kita hina.

Umar bin Khattab pernah berseru :
“Sesungguhnya kita adalah umat yang hina, kemudian Allah memulyakan kita dengan islam, maka barang siapa meminta kemulyaan kepada selain Allah, Allah akan menghinakannya”.

Manusia yang berhasil mencapai derajat takwa dan kemudian berusaha terus mempertahankannya, dipandang sukses dalam melaksanakan agamanya. Ia bagaikan sebatang pohon yang baik, yang ditanam dan dipelihara kemudian berbuah dan memberi manfaat bagi manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu Allah menempatkan Orang yang bertakwa sebagai manusia paling mulia disisi-NYA dan didalam pandangan-NYA.

Kedua, Allah akan memberikan jalan keluar yang mudah dari persoalan yang dihadapinya.

Orang yang bertakwa mempunya kekuatan besar yang mampu menghadapi berbagai macam persoalan hidup, takwa dapat membukakan jalan keluar bagi dirinya dari segala urusannya.







Allah berjanji dalam surat At-Thalaq (65) : 2


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar”.

QS. At-Thalaq (65) : 3

dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka”

QS. At-Thalaq (65) : 4
“dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”

QS. Al-A’raf (7) : 96



Islam membina kehidupan manusia dengan diawali dengan tauhid. Dari tahuhid tumbuh akidah dan Iman yang kemudian membuahkan amal ibadah dan amal saleh yang harus senantiasa terus menerus dipelihara sampai kematian kita. Firman Allah Qs. Al-Imran (3) : 102

Kematian adalah pemangkas semua kenikmatan dunia dan pemangkas semua kesempatan. Jika kematian telah tiba, maka tidak akan dapat lagi kita rasakan lezatnya dunia dan tertutup semua kesempatan untuk beramal. Maka sebaik-baik kematian adalah disertai bekal, dan sebaik- baik bekal adalah taqwa kita kepada Allah SWT.

Allah berfirman QS al-Baqarah (2)  : 197

                                               
Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”        

Tidak seorangpun yang dapat menyelamatkan  diri dari kematian, bahkan raja, penguasa dan Nabi sekalipun.







Firman Allah QS. Al-Jumuah (62) : 8
                       
QS an-Nisa (4) : 77-78
                                                                                         
“Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sebentar, dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa. Dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendatangimu, kendatipun kamu berada didalam benteng yang tinggi lagi kokoh”

Maka dari itu kita harus segera bersiap-siap menyongsong kematian sebelum ia datang secara tiba-tiba.
                       
Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum muslimin rahimakumullah





Ketiga, Allah memberi kemenangan atas orang-orang bertakwa.

Jika takwa dapat kita pertahankan dalam kehidupan kita, niscaya Allah akan memberikan kemenangan bagi kita, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Naba’ (78) : 31.

Demikian khutbah ini semoga kita termasuk orang-orang yang bertakwa, sehingga dengan ketakwaan itu kita memperoleh kedudukan yang mulia disisi Allah dan kita dimenangkan sebagaimana Allah akan memenangkan Agama ini atas agama-agama yang lain.

Ya Allah, Kepadamu kami memohon ampunan dan kekuatan dalam agama, dunia dan akhirat.

Ya Allah, berikanlah kepada kami bekal takwa, jadikanlah kami penduduk akhirat, dan jadikanlah kami orang-orang cerdas yang mempersiapkan diri untuk kematian.

Ya Allah mulyakan dan jangan hinakan kami, berilah dan jangan haramkan pemberianmu pada kami, tambah dan jangan engkau kurangi keimanan kami, pautkan hati kami pada ketakwaan dan tingkatkan keinginan kami pada amal kebaikan dan sebaik-baik perbuatan.

Ya Allah, jadikanlah hari raya ini kebaikan dan pembawa berkah bagi umat Islam.

Rabbana, Dhalamna, anfusana, wailamtagfirlana, watarhamna, lanakunanna minal khasirin.


Ya Robbana, lakalhamdu kama yambagili jalalika adhimi sulthanik;

Roditibillahi robba, wabil islama diina wabi Muhammadin Nabiyya warosula;

Subhanallah, wabihamdihi, ‘adada khalqihi, wariha nafsihi, wamidada kalimatih;

Bismillahilladzi la yadurruhu maasmihi syai’un fil ardi wala fissamaai’ wahuassamiul alim;

Allahumma inna na’udzubika minal hammi wal hazan, wana’udzubika minal ‘adzzi wal kasal, wana’udzubika minal jubni walbuhl, wa na’udzubika mi ghalabati daini waqohri rijal;

Allahumma inna na’udzubika minal kufri wal fakr, wana’udzubika min ‘adzabil qobri, la ilah illa anta.

Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar.





KHUTBAH IDUL ADHA 1430 H
OLEH : ICANG WAHYUDIN, S.Ag., SH.



أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾
(2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?


Q.S Attaubah (9) ayat 24

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ
كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٢٤﴾
(24) Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
 
           

Puji dan syukur selalu milik Allah semata, Rabb sekalian alam yang telah memberikan nikmat yang apabila kita jadikan seluruh daun yang ada di muka bumi ini sebagai kertas dan seluruh rangting sebagai pena serta seluruh air dipermukaan bumi ini kita jadikan tinta, maka tidak akan cukup untuk menulis banyaknya nikmat Allah kepada hambanya.
Allah telah menjadikan siang dan malam dengan tempo yang sempurna, jikalau dunia ini malam terus maka dalam tempo yang relatif singkat bumi ini akan membeku, sebaliknya jika siang terus menerus maka seluruh yang ada di permukaan bumi ini akan meleleh dan terbakar.
Shalawat dan salam kita mohon kepada Allah semoga dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. yang telah mewasiatkan  kepada kita 2 perkara yaitu al-qur’an dan sunnah, jika kita istiqomah berpegang teguh kepada keduanya pasti akan selamat di dunia dan di akhirat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Walillahilhamd
Kaum muslimin rohimakumullah.

Hari ini umat Islam merayakan hari Iduladha atau disebut juga hari raya kurban. Hari Raya kurban berkaitan erat dengan sejarah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS.

Surat Al-Shaffat: 102, mengisahkan Ibrahim mendapat wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail, sebagai kurban. Ibrahim dan Ismail, selaku hamba taat, tidak bimbang sedikitpun untuk melaksanakan perintah dari Tuhan. Pada detik-detik terakhir menjelang peristiwa kurban itu, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba.

Untuk apa Allah harus menguji makhluknya ?
Allah bisa membuat manusia hidup damai dengan hanya satu agama, Tanpa pertentangan diantara mereka, tanpa konflik, tanpa darah dan air mata, dimana hanya ada kegembiraan, dimana hanya ada cinta, dimana hanya ada lagu-lagu kehidupan yang indah.  
Maka dengarlah Allah berfirman QS. Almaidah : 48;
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَـٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“…Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),. tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.(QS:5: 48).
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 2 :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾
(2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

“Yuftanun”  dalam ayat diatas berarti api yang membakar/atau fitnah/ ujian. Dalam bahasa arab berarti Api yang dipakai untuk bembakar emas sehingga dapat diketahui kadar emasnya.
Ayat diatas berlaku universal (umum) baik untuk para nabi dan maupun manusia biasa sehingga dengan ujian, cobaan dan fitnah tersebut manusia dapat menilai kadar keimanan seseorang. Nabi dan Rasul, sebagaimana dalam riwayat yang diukilkan dalam Al-Qur’an maupun Hadits, pun tidak luput dari ujian bahkan sangat berat ujian dan cobaannya sebagaimana yang dialami oleh nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS.
Begitulah akirnya Allah mempertemukan kita dengan hakikat ini, yaitu hakikat bahwa hidup sepenuhnya hanyalah ujian semata dari Allah, dan bahwa hanya ada satu kata kunci dalam setiap ujian; duri-duri di sepanjang jalan kehidupan ini harus dilalui dengan penuh pertanggungjawaban. Simaklah firmian Allah;
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ﴿٢﴾
(2) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Walillahilhamd
Jangan kita anggap bahwa ujian Allah hanya dalam bentuk kesengsaraan hidup, bencana alam, kemiskinan dan kemelaratan. Ujian dan cobaan dalam bentuk seperti itu, mungkin akan lebih mudah kita sikapi dengan kesabaran, namun ujian dan cobaan dalam bentuk berlimpahnya harta, kekayaan, pangkat dan jabatan lebih sering menggelincirkan manusia sehingga berlaku sombong, angkuh, kikir dan engga mengeluarkan zakat.
Kalau pengorbanan telah melekat begitu kuat dalam tabiat kehidupan, maka begitulah pengorbanan menjadi wajah abadi bagi iman. Sebab Allah hendak memenangkan agama-Nya di muka bumi dengan usaha-usaha manusia yang maksimal. Marilah kita menyimak diaolog antara Saad Bin Abi Waqqas dengan Rasulullah saw berikut ini;
Dan Saad bin Abi Waqqas; ia berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah yang mendapat cobaan paling berat?” Rosulullah menjawab; “Para Nabi, lalu yang paling menyamai (kualitas) nabi. Dan seseorang akan diuji sesuai dengan kemampuannya. Jika di dalam keagamaan terdapat kekuatan, maka cobaannya akan semankin keras. Dan Jika ada kelelamahan dalan agamannya, ia hanya akan diuji sesuai dengan kadar keagamaannya itu. Maka cobaan tidak akan pernah meninggalkan seorang hamba, hingga ia membiarkan hamba itu berjalan di muka bumi tanpa sedikitpun dosa.”(HR Ibnu Najah dari Saad bin Abi Waqqas; sebagaian maknanya terdapat juga dalam shahih Bukhari dan Muslim)
Pengorbanan menjadi harga mati bagi iman; dimana geliat iman kita hanya akan terlihat pada sebanyak dan seikhlas apa kita berkorban, pada sebanyak apa kita memberi, pada sebanyak kita lelah, pada sebanyak apa kita menangis; dan puncak dari segalanya adalah saat dimana kita menyerahkan harta dan jiwamu sebagai persembahan total kepada Allah swt. Firman Allah QS. Attaubah ayat 24 :
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ
كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٢٤﴾
(24) Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
 
Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya memerlukan pengorbanan, bukan sebatas kata-kata tapi dengan buki nyata. Apakah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya ?
Sapi dan kambing yang kita korbankan pada hari ini merupakan sebahagian kecil dari nikmat Allah yang dianugerahkannya kepada kita dari sekian banyak nikmat-nikmat Allah yag telah banyak kita rasakan. Namun pengorbanan ini mempunyai nilai yang amat mulia disisi Allah SWT. Allah berfirman :
ِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ﴿١﴾فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ﴿٢﴾إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ﴿٣﴾
“ Sesungguhnya kami telah memberi engkau kebaikan yang banyak, maka sholatlah dan sembelihlah kurban, sesungguhnya orang-orang yang membencimu akan musnah” (Qs. Al-kautsar. 1-3)

Kalimat “ sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Menurut Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)
Pengertian Udh-hiyah
Udh-hiyah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari Iedul Adha dan hari Tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut (lihat Al Wajiz, 405 dan Shahih Fiqih Sunnah II/366)
Paling tidak ada dua makna dari penyembelihan hewan kurban ini, yaitu :
  1. Makna robbani;
  2. Makna insani.
Makna Robbani dari peristiwa penyembelihan hewan kurban adalah bahwa
berkurban hakikatnya adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana Ibrahim yang mengorbankan Ismail atas perintah Allah. Jika kita ikhlas berniat kurban karena Allah pasti akan Allah beri nikmat dengan yang lebih baik, ingatkah kita ketika Ibrahim akan menyembelih leher Ismail dengan ikhlas, ? akhirnya Ibrahim mendapat pengganti yang layak untuk disembelih serta menyelamatkan Ismail putra yang sabar kesayangannya yang telah dinanti dan diidam-idamkan sejak lama.

Makna insani dari penyembelihan hewan kurban dalah bahwa dengan penyembelihan hewan, kita sebagai seorang muslim hendaknya membunuh dan menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam diri kita, sehingga tidak ada lagi muslim yang rakus atau serakah seperti binatang, tidak ada penindasan, diskriminasi dan lain-lain.

Hewan kurban itu selain untuk dinikmati oleh peserta kurban juga untuk dibagi-bagikan kepada saudara-saudara kita karena kita adalah muslim. Bukankah telah sering kita dengar hadis nabi “bahwa muslim itu bersaudara atau muslim itu bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan”. Sehingga jiika kita benar-benar bersaudara seharusnya tidak ada lagi seorang muslim yang meletakkan tangannya diperut karena kekenyangan, sementara ada muslim yang meletakan tangan diperutnya karena kelaparan.

Rasulullah bersabda :
“ Dari Abdullah bin Umar RA. Ia berkata bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah bagaimanakah islam yang paling sempurna ? Rasul menjawab engkau memberi makan (kepada orang miskin) dan engkau ucapkan salam baik kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal (HR. Bukhari).

Islam telah mengenal konsep seperti itu sebelum dunia mengenal sosialisme, komunisme dan lain-lain.

Walaupun daging yang kita peroleh tidak banyak namun peristiwa kurban  hendaknya menjadi awal yang baik untuk membantu saudara-saudara kita. Jika hal ini kita lakukan secara kontiniu maka tidak akan kita dengar lagi ksenjangan antara si kaya dan si miskin sehingga kita mudah untuk bersatu.
Begitulah saudara-saudaraku, pengorbanan menjadi harga mati bagi kemenangan. Setiap mimpi kemenangan dan kejayaan selalu diawali dengan kisah panjang pengorbanan. Maka Nabi lbrahim dinobatkan sebagai pemimpin umat manusia setelah Ia menyelesaikan kisah pengorbanannya yang begitu panjang dan begitu mengharubiru. Dan Rasulullah saw mencapai kemenangan akhirnya setelah melalui masa-masa pengorbanan yang penuh darah dan air mata.
Di balik kisah kurban Nabi Ibrahim tersebut, tersirat pesan moral yang amat dalam tentang nilai kemanusiaan dalam perspektif agama. Tuhan Maha- Pencipta yang maha-berkuasa menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya itu, tidak mau menjadikan manusia sebagai objek kurban, meski waktu itu Ismail rela diakhiri hidupnya.
Pesan moral dalam kisah kurban Nabi Ibrahim dan Ismail itu sangat paradoks dengan realita yang kita saksikan dalam dunia modern kini. Erosi kemanusiaan telah menggiring sebagian umat manusia pada kehidupan individualisme, materialisme, dan vandalisme yang membabi buta, sehingga jiwa, darah, dan kehormatan, sesama manusia pun seolah tidak berharga lagi.

Dalam contoh yang ekstrim, kini kita lihat begitu mudahnya orang melenyapkan nyawa orang lain karena sebab yang hanya sepele. Mereka membakar hidup-hidup, memusnahkan tempat kediaman, dan menganiaya orang lain, sehingga korban berjatuhan tiada terbilang lagi jumlahnya. Bahkan yang sangat ironisnya, anak tega membunuh orang tua kandung haya karena tidak mampu membelikan sepeda motor.

Sekalipun orang berbuat salah, menurut agama dan hukum, tidak boleh diperlakukan semena-mena dengan tindakan main hakim sendiri apa pun alasannya. Di manakah perasaan kemanusiaan mereka yang tega menghabisi sesamanya?

Nabi Muhammad saw berkata, ''Hancurnya bumi ini beserta isinya merupakan perkara kecil, bagi Allah, dibanding tertumpahnya setetes darah manusia tanpa jalan hak.'' Dalam hadis yang lain Nabi menjelaskan, ''Tuntutan perkara dalam hubungan antarmakhluk yang pertama dibuka di akhirat nanti ialah yang menyangkut darah manusia.''

Sejarah mengabadikan betapa tingginya penghargaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan atau hak asasi manusia dalam dustur negara Islam tempo doeloe, seperti tecermin dalam riwayat Khalifah Umar bin Khatab, bahwa beliau pernah memarahi putra Gubernur Mesir, Amar bin Ash, ketika mendapat laporan bahwa anak gubernur memukul, bukan membunuh, teman bermainnya. Anak rakyat biasa. "Mengapa engkau memperlakukan anak manusia seperti budak? Padahal ibunya melahirkan mereka sebagai manusia merdeka".
Semoga hari raya kurban tahun ini meninggalkan bekas dan hikmah bagi kita sekalian, terutama untuk mempertebal rasa keimanan dengan senantiasa merasa bahwa pengorbanan sekecil apapun itu adalah merupakan ujian keimanan agar kita menjadi oang yang dicintai Allah SWT. Amin.